Kamis, 17 November 2016

montase dan mozaik




MAKALAH
MONTASE DAN MOZAIK
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa yang dibina oleh
Bapak Muhammad Reyhan Florean, M.Pd

Description: Description: Description: Description: Description: logo%2Bbaru%2BSTKIP%2BPGRI%2BTulungagung

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1.      LENNY DEA AGUSTIN            (15186206040)
2.      KHOLIFATUS FATIKA             (15186206044)
3.      ACHMAD VICKY EFENDI       (15186206097)

Prodi PGSD/3B
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Jalan Mayor Sujadi No. 7 Telp ./Fax 0355-321426
TULUNGAGUNG
2016


KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami berupa makalah yang berjudul Montase dan Mozaik. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah pada Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun sebagai tugas yang diberikan dari mata kuliah Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan SD  Prodi PGSD 3-B pada semester Ganjil tahun ajaran 2016/2017. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan  terima kasih atas bimbingan dan  kerja sama kepada :
1        Bapak Muhammad Reyhan Florean , M.Pd. selaku dosen Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan SD yang telah memberikan bimbingan dan membina penulis dalam menyelesaikan makalah ini;
2        Semua keluarga penyusun yang  telah memberikan dukungan kepada penulis baik material maupun yang lainnya;
3        Serta teman-teman   penulis yang membantu dalam penulisan makalah ini.
Atas segala partisipasi dari semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan jazakumullahu khairan katsiraa. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk penulisannya, karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang kiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
                                                                       Tulungagung, 29 Oktober 2016
                                                                                  Kelompok  5

ii
                                                                          
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………      i
KATA PENGANTAR………………………………………………….      ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………      iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………     1
B. Rumusan Masalah………………………………………………     1
C. Tujuan Masalah............................................................................     2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Montase dan Mozaik ................................................     3         
B. Material Karya Montase dan Mozaik...........................................    5
C.Bahan Pewarna dan Alat Pembuatan Montase dan Mozaik ……                7         
D. Teknik Karya Montase dan Mozaik……………………………     7         
E. Kegiatan Pembelajaran Montase dan Mozaik………………….      9         

 BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan…………………………………………………………
  2. Saran………………………………………………………………

DAFTAR PUSAKA








iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

         Montase dan mozaik merupakan bagian atau cabang dari seni rupa yang agak kurang diperhatikan keberadaannya bahkan kurang dimengerti oleh masyarakat umum, karena cabang seni rupa ini masih dianggap sebagai seni lukis, seni patung, seni gambar. Dilihat dari bentuk hasilnya karya tersebut merupakan paduan dari beberapa bagian,
          Pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan montase dan mozaik merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru SD, karena proses keterampilan montase dan mozaik bagi anak SD merupakan kegiatan bermain sekaligus berseni dalam kegiatan anak. Senang bermain adalah naluri bagi setiap anak terlebih pada anak SD, yang akhirnya dapat ikut serta/berperan dalam mematangkan emosional bagi anak sehingga anak dapat memenuhi kebutuhan setiap fase perkembangan psikologi anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian montase dan mozaik ?
2. Apa material karya montase dan mozaik ?
3. Bagaimana bahan perwarna dan alat dalam membuat montase dan mozaik ?
4. Bagaimana teknik karya montase dan mozaik ?
5. Bagaimana kegiatan pembelajaran montase dan mozaik

1

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian montase dan mozaik.
2. Untuk mengetahui material karya montase dan mozaik.
3. Untuk mengetahui bahan pewarna dalam membuat montase dan
        Mozaik.
4. Untuk mengetahui teknik berkarya montase dan mozaik.
5. Untuk mengetahui kegiatan pembelajaran montase dan mozaik.











2


BAB II
PEMBAHASAN
A.                Pengertian Montase dan Mozaik
Ø  Montase
        Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, montase adalah komposisi gambar-gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur beberapa sumber (Depdiknas 2001).

       Karya montase dihasilkan dari mengeposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. Gambar rumah dari majalah kemudian dipotong yang hanya diambil Gambar rumahnya saja kemudian ditempelkan pada permukaan alas gambar. Ini merupakan salah satu contoh sederhana dari karya montase.

        Montase dua dimensi dianggap seperti karya lukisan karena materialnya terdiri dari gmbar-gambar yang sudah jadi hanya karena dipotong-potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan karya ilustrasi. Montase disamping dibuat dua dimensi juga tiga dimensi, montase tiga dimensi berbentuk setting.

Berikut ini beberapa contoh karya montase:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiETUkEE7AXku_M0wFcb784uktBBEodwedgsVn4rlowo5OjNfPYFwTp31Zmifb1u35XsLijFjXFOMSrcM-cfrPvqZzWh-EctfheULA1Jb3I6c1AZK8VpQaOTXrA01E6tEi4_bSYN34l4pA/s320/montase1.jpg Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiml42fD2xKVoscAN5rIhsOdqDSjy4ac6QhQJwXz1qpHuETO39eDmvAfxCr5KzQrkESerTg_rcVAI5rJeCKnsaIWrglQ54Z01etV27E0R0OfWRTt2NZ0HG_3ZyvfqnY8I9GqXxScjTnaI4/s320/montase+%2528.jpg Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL4ykxYy2ar-m7evfOuuq-gJkCibaVW2dLxJ4pymAFUaetYtX10A_n-XihzLJufmp_aCtbL-mOwdNmGxFjs0vdOsFqDoOd2Q2b5fBk2MlXeQRfDTjHsIu6CC8i_r2QQTZ0FfCpCdO4tz0/s320/montase_by_wiralaksana+%2528.jpg

3



Ø  Mozaik

     Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disususn dan ditempelkan dengan perakekat (Depdiknas 2001).

    Pengertian Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dari kepingan – kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotng- potong atau sudah dibentuk potongan kemudian disusun dengan , ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem. Kepingan benda- benda itu , antara lain : kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas , potongan daun, potongan kayu dan biji. Untuk membuat garis kontur yang membaasi ruangan atau bidang tidak menggunakan pewarna yang dioleskan, tetapi menggunakan tempelan- tempelan yang berbeda warna. Mozaik pada umumnya masih dianggap seni lukis karna disanmping siftanya yang dua dimensi, masih dibantu dengan gambar pada proses pembuatan polanya walaupun bahannya digunakan kertas, daun, biji- bijian , kepingan kaca, pecahan keramik dll. Mozaik dibuat dari bahan- bahan yang sifatnya leparan atau kepingan yang kemudian ditempel pada bidang datar sehingga menjadi sebuah gambar. Mozaik dapat diwakili ide dahulu, setelah ditentukan idenya kemudian Berikut ini beberapa contoh karya mozaik:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkcJLCiHQx4xSn6ZamL5FPloY5sBKEl6w748Dd_IdMh-5BW-llRZtm7XnRl3AyIUIyLAG4QG4yBjuw1QBlb-OvllvBX0jbz4N9CjJ4ipHfI_hypkFLWa8JvrgV6KkuHjEWbUXTdffEAtM/s320/mozaik+bintang.jpg Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5jrihqzpyFdV_2pDvQOSWhTQztTTPM61ZY3sPNCabgb1obbFMihGNbc_v8AxZEQ-edMUS-6nbzIBJYiUuLp7r13h2yxk6QKAEoYc7g2U0sZ74qwr9KzXVJi_ObgH7NF-ErwvVM65IOs0/s320/mozaik.jpg
4

B.     Material Karya Montase dan Mozaik
Ø  Material Montase
    Untuk pembelajaran di tingkat
SD tentang Motase tidaklah jauh berbeda dengan montase pada umumnya kerena prinsip kerja antara mozaik dan montase hampir sama. Yang membedakan hanyalah objek yang hendak dibuat dan materi yang digunakan.

    Material untuk montase yang biasa dipergunakan dalam kegiatan seni pada umumnya akan jauh berbeda dengan material yang dipergunakan untuk media ekspresi dalam pembelajaran montase di
SD, karena montase disamping sebagai karya dua dimensi juga tiga dmensi.

Ø  Material Mozaik
    Mengenai persiapan materialnya mozaik lebih mudah karena terdiri dari satu jenis bahan material pokoknya. Pembuatan mozaik pada umumnya berbeda dengan mozaik untuk pembelajaran di
SD, teutama mengenai bahan dasarnya tetapi prinsip kerjadan kaidah kesenirupaannya tetap sama.










5

1. Material Mozaik dalam Pengertian Umum
    Mozaik pada umumnya adalah karya seni yang menginginkan estetika dan memiliki tujuan praktisi yaitu untuk kepentingan terapan, karya mozaik sering dipakai untuk hiasan dinding, pintu, sopi-sopi rumah, dan perangkat mebeler.

    Pada seni modern tentang mozaik di Jepang yang telah dikenal secara umum yaitu Patchwork and Quilting. Patchwork and Quilting adalah seni menyambung serta mengombinasikan kain-kain perca. Dalam menyambungkan dan mengombinasikan ini tidak terdapat aturan yang khusus, dapat disambung dengan cara dijahit atau di lem tergantung pada kreativitas oleh pembuatnya. Contoh karya Patchwork and Quilting adalah sarungbantal, sprei, alas vas bunga, taplak meja, gantungan handuk, hiasan dinding, tas, alas kaki, tempat tisu dan lainnya. Pembuatan mozaik sangatlah banyak material yang dapat digunakan sesuai dengan kreativitas anda.

2. Material Mozaik untuk Pembelajaran di
SD
     Tentu akan berbeda material yang dipakai untuk karya mozaik dengan yang dipakai pada umumnya. Karena mozaik bagi anak
SD merupakan media pengungkap ide estetika, bukan untuk pembuatan mozaik yang memiliki nilai praktis. Ada beberapa contoh material yang dipakai untuk pembelajaran mozaik di tingkat SD, antara laim : kertas, kancing baju, potongan kain,biji-bijian, daun kering, potongan kayu,potongan tripleks uang kecil-kecil, biji korek api, dan lainnya karena seni mozaik itu sangat banyak bahannya, yang utama adalah kreativitas anda memilih dan mengajak siswa untuk berekspresi dengan media yang anda tentukan.



6

C.    Bahan Perwarna dan Alat Dalam Membuat Montase dan Mozaik

Bahan
Dalam pembuatan Mozaik dan Montase tidak banyak membutuhkan bahan pewarna yang berupa cat, karena pada pembuatan karya kolase,mozaik dan montase seringkali menggunakan pewarnaan yang sudah jadi yaitu warna sudah ada pada benda tersebut.

Contoh: kertas berwarna tidak perlu diberi pewarna lagi, kaca pada mozaik tidak perlu diberi pewarna lagi Karena warna kaca itulah yang nantinya akan membuat warna-warni mozaik tersebut. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa pewarna untuk kolase, mozaik dan montase tidak banyak dibutuhkan , karena sudah membutuhkan warna asli.

 Alat : gunting, gergaji, jarum, kuas, bor, palet, pisau, dan lainnya.

D.    teknik karya montase dan mozaik
Montase
     Karya montase adalah karya seni rupa yang mengombinasikan dari beberapa unsur, baik unsur dua dimensi maupun insur tiga dimensi.

     Pada pembuatan montase tidak beda jauh dengan mozaik dan kolase, yaitu membuat karya seni rupa dengan menggunakan sistem tempel. Adapun cara menempelnya dapat dengan di lem, dijahit, dilas dan dipaku atau cukup disusun tanpa menggunakan perekat.



7


Mozaik

    Mozaik terdiri dari dua dimensi dan tiga dimensi. Tetapi prinsip kerjanya sama, yaitu menempelkan potongan benda-benda lain. Benda-benda tersebut dapat berupa pecahan kaca, pecahan keramik, potongan kayu, batu, gunting, kertas, guntingan dari daun kering, dan lain sebagainya selama masih berbentuk potongan yang lembarnya dapat disusun dalam bidang yang telah disediakan.

    Pewarnaan pada mozaik ini dipilih dari bahan/material mozaik yang akan di tempel yang memiliki warna asli, artinya warna tersebut asli dari warna kaca, mika, keramik, daun, kayu, sehingga nantinya tidak perlu menambahkan pewarnaan setelah ditempelkan. Untuk menghasilkan corak gambar yang elastis atau dekoratif, maka anda harus mengatur warnanya tersebut dari susunan materialnya.

Salah satu contoh dalam pembuatan mozaik ;

    Siapkan kertas karton/kertas tebal yang diberi pola atau motif gambar. Karena bahan dasarnya dari karton atau kertas lain, maka maaterialnya yang ditempelkan adalah potongan kertas, daun, rumput kering, plastik.kemudian tempelkan dengan menggunakan lem disusun menurut tujuan gambar yang diinginkan.

    Untuk material seperti kaca, kayu, keramik, batu, biasanya ditempelkan pada dinding, tembikar, lantai atau papan yang diperuntukan untuk hiasan mozaik.


8

E.     Kegiatan Pembelajaran Montase dan Mozaik

A. FUNGSI PRAKTIS
 
         Karya seni rupa (dalam hal ini karena mozaik dan montase sebagai bagian dari seni rupa), selain bersifat individual sebagai media ekspresi, karena manusia secara naluriah dalam kehidupannya mencintai keindahan dan selalu berupaya menghadirkan sentuhan keindahan dalam berbagai aspek kehidupannya, juga memiliki sifat pragmatis untuk memenuhi fungsi praktis dan fisik sebagai benda-benda kebutuhan sehari-hari, sehingga kecintaan manusia pada keindahan disalurkan pada pembuatan atau penikmatan aneka perabot dan benda-benda pakai yang indah yang diproduksi dengan teknologi yang maju, seperti ; hunian yang nyaman, jenis-jenis perabot rumah tangga, aneka produk karajinan tangan, beragam model pakaian, bahkan media komunikasi dan hiburan.


B. FUNGSI EDUKATIF
          Berkarya seni apapun telah terbukti secara tidak langsung sangat membantu pendidikan melalui penerapan metode pembelajaran melalui pendidikan seniu dalam upaya untuk membantu pengembangan berbagai fungsi perkembangan dalan diri seorang anak. Yangf meliputi kemampuan fisik, daya pikir, daya cerap, cita rasa keindahan, kreativitas. Seorang anak akan lebih mudah belajar tentang sesuatu bila melalui seni. Hal ini di karenakan kegiatan berseni seni pada anak seperti halnya anak sedang bermain, sehingga dalam proses pembelajarannya pun akan berlangsung dengan menyenangkan. Hingga usia berapapun proses berseni selalu dapat terlaksana berkat rasa senang.


9
C. FUNGSI EKSPRESI
        Unsur-unsur seni rupa mozaik dan montase seperti garis, warna, bentuk dan tekstur merupakan ide-ide/gagasan, imajinasi, pengalaman yang estetis yang kemudian diungkapkan berwujud ekspresi simbolis yang sangat pribadi.
        Fungsi ekspresi ini banyak dijumpai pada seni murni, karena seni murni merupakan penuangan ekspresi yang murni yang hanya sebagai media ekspresi diri, bukan dilakukan untuk fungsi seni praktis.
 
       Pada kegiatan seni rupa anak, pada umumnya memiliki sifat seni murni, karena anak belum menginginkan apa-apa selain berseni sebagai perwujudan gagasan estetisnya.


D. FUNGSI PSIKOLOGIS

        Seni rupa di samping sebagai media ekspresi dapat pula dimanfaatkan sebagai fungsi terapeutik sebagai sarana sublimasi, relaksasi, yaitu sebagai penyaluran berbagai permasalahan psikologis yang di alamai seseorang.

       Terapi melalui seni tidak mementingkan nilai tingkat keindahan karya yang dihasilkan, tetapi lebih mementingkan terlaksananya proses penyembuhan pengalaman traumatik dalam diri seseorang.






10




E. Fungsi Sosial
        Kehadiran fungsi sosial menyediakan lapang pekerjaan dan peningkatan taraf hidup melalui pengembangan industri kriya (banyak kita jumpai di art shop dengan karya kolase, mozaik). Bahkan melalui kebebasan berekspresi dalam seni memungkinkan seorang seniman melalui ekspresi simbolisnya dalam mengkritisi berbagai keadaan dalam masyarakat yang perlu perbaikan. Menurut Agus Sachri (2004), bahwa seni dapat berfungsi sebagai indikator tanda-tanda zaman yang berlangsung pada satu kurun waktu tertentu. Baik sebagai monumen budaya, gaya hidup masyarakat, maupun sebagai ciri peradaban yang sedang berlangsung.

        Fungsi Sosial artinya kehadiran karya seni rupa terutama seni pakai pada umumnya banyak membantu memecahkan berbagai persoalan sosial. Menurut Agus Sachri (2004) , bahwa seni dapat berfungsi sebagai indikator tanda – tanda zaman yang berlangsung pada suatu kurun waktu tertentu. Baik sebahagi monumen budaya, gaya hidup masyrakat, selera masyrakat maupun sebagai ciri peradaban yang sedang berlangsung.


F. Proses Kreasi Mozaik, dan Montase pada Anak
SD
        Proses kreasi atau proses kreatif merupakan tahapan yang harus dilalui oleh seseorang dalam suatu karya seni yag dalam hal ini adalah mozaik, dan montase. Mulai dari proses memperoleh, dan menemukan sumber ilham atau inspirasi, gagasan hingga proses mewujudkan dalam karya mozaik, dan montase. Dalam hali ini impresi yang dirasakan, dipikirkan, dan dihayati oleh seseorang dituangkan sebagai ekspresi yang personal dalam wujud karya, mozaik, dan montase.

11
BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Montase yaitu komposisi gambar-gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur beberapa sumber. Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dari kepingan – kepingan.
Material untuk montase yang biasa dipergunakan dalam kegiatan seni pada umumnya akan jauh berbeda dengan material dalam pembelajaran montase di SD,sedangkan material mozaik lebih mudah karena terdiri dari satu jenis bahan material pokoknya.
Dalam pembuatan Mozaik dan Montase menggunakan pewarnaan yang sudah jadi yaitu warna yang sudah ada pada benda tersebut. Alat yang digunakan dalam pembuatan Mozaik dan Montase yaitu : gunting, gergaji, jarum, kuas, bor, palet, pisau, dan lainnya.
Kegiatan Pembelajaran Montase dan Mozaik meliputi : fungsi praktis, fungsi edukatif, fungsi ekspresi, fungsi psikologis, fungsi sosial, Proses Kreasi Mozaik, dan Montase pada Anak SD.

B.     SARAN
Semoga dengan Makalah Montase dan Mozaik ini dapat memberikan inspirasi dan manfaat pada pembaca makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA














iv

ESTETIKA ABAD PERTENGAHAN DAN ESTETIKA ABAD PRAMODERN



MAKALAH
ESTETIKA ABAD PERTENGAHAN
 DAN
ESTETIKA ABAD PRAMODERN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa yang dibina oleh 
Bapak Muhammad Reyhan Florean, M.Pd

Description: Description: Description: Description: logo%2Bbaru%2BSTKIP%2BPGRI%2BTulungagung 

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1.      LENNY DEA AUGUSTIEN                        (15186206040)
2.      KHOLIFATUS FATIKA                  (15186206044)
3.      ACHMAD VICKY EFENDI                       (15186206097)


                 Prodi PGSD/3B

STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Jalan Mayor Sujadi No. 7 Telp ./Fax 0355-321426
TULUNGAGUNG
2016


KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami berupa makalah yang berjudul Estetika Abat Pertengahan dan Pra Modern. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah pada Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun sebagai tugas yang diberikan dari mata kuliah Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan SD  Prodi PGSD 3-B pada semester Ganjil tahun ajaran 2016/2017. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan  terima kasih atas bimbingan dan  kerja sama kepada :
1        Bapak Muhammad Reyhan Florean , M.Pd. selaku dosen Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan SD yang telah memberikan bimbingan dan membina penulis dalam menyelesaikan makalah ini;
2        Semua keluarga penyusun yang  telah memberikan dukungan kepada penulis baik material maupun yang lainnya;
3        Serta teman-teman   penulis yang membantu dalam penulisan makalah ini.
Atas segala partisipasi dari semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan jazakumullahu khairan katsiraa. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan baik isi maupun bentuk penulisannya, karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang kiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
                                                                       Tulungagung, 29 Oktober 2016
                                                                                  Kelompok  5



ii
                                                                                 

 
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………      i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………               ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...               iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….               1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………              1
C. Tujuan Masalah....................................................................................                     1
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian Estetika ......................................................................    2
B.  Estetika Abad Pertengahan................................................................                                   3
C.  Estetika Pra Modern………………………………………………..                            8

 BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan…………………………………………………………       10
  2. Saran…………………………………………………………………      11

DAFTAR PUSAKA












iii


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan Seni Rupa yang berfungsi sebagai dasar keilmuan akan memberikan landasan konseptual bagi mata pelajaran Kerajinan Tangan dan Kesenian. Dalam ilmu pendidikan seni rupa, terdapat kerangka teoretik yang sangat berharga bagi penerapan dan pengayaan materi Kerajinan Tangan dan Kesenian di Sekolah Dasar atau Taman Kanak-kanak. Oleh karena itu, pada buku ini tidak sepenuhnya mengacu pada kurikulum Kertakes SD,.
Kerajinan Tangan dan Kesenian (Kertakes) diberikan bagi murid SD guna menumbuhkan kepekaan rasa keindahan (estetika) sehingga membentuk sikap kreatif, apresiatif dan kritis. Kertakes memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman berapresiasi dan berkreasi yang dapat menghasilkan suatu benda yang bermanfaat.
Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, bagaimana supaya dapat merasakannya. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian estetika seni rupa ?
2.    Bagaimana estetika abad pertengahan seni rupa?
3.    Bagaimana estetika pra modern seni rupa?

C.  Tujuan Masalah
1.    Untuk mengetahui pengertian estetika seni rupa.
2.    Untuk menjelaskan estetika abad pertengahan seni rupa.
3.    Untuk menjelaskan estetika pra modern seni rupa.

1

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Estetika
Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah pada alam dan seni. Pandangan ini mengandung pengertian yang sempit.
Estetika yang berasal dari bahasa Yunani “aisthetika” berarti hal-hal yang dapat dicerap oleh pancaindera. Oleh karena itu estetika sering diartikan sebagai pencerapan indera (sense of perception).Alexander Baumgarten (1714 1762), seorang filsuf Jerman adalah yang pertama memperkenalkan kata “aisthetika”, sebagai penerus pendapatCottfried Leibniz (1646-1716). Baumgarten memilih estetika karena ia mengharapkan untuk memberikan tekanan kepada pengalaman seni sebagai suatu sarana untuk mengetahui (the perfection of sentient knowledge).
Masalah dalam seni banyak sekali. Di antara masalah tersebut yang penting adalah masalah manakah yang termasuk estetika, dan berdasarkan masalah apa dan ciri yang bagaimana. Hal ini dikemukakan oleh George T. Dickie dalam bukunya “Aesthetica”. Dia mengemukakan tiga derajat masalah (pertanyaan) untuk mengisolir masalah-masalah estetika. Yaitu pertama, pernyataan kritis yang mengambarkan,, menafsirkan, atau menilai karya-karya seni yang khas. Kedua pernyataan yang bersifat umum oleh para ahli sastra, rage atau seni untuk memberikan ciri khas genre-genre ragedy (misalnya: ragedy, bentuk sonata, lukisan abstrak). Ketiga, ada pertanyaan tentang keindahan, seni imitasi, dan lain-lain.




2

B. Estetika Abad Pertengahan
            Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517. Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan.
Gereja Kristen lama bersifat memusuhi seni dan tidak mendorong refleksi filosofis terhadap hal itu. Seni mengabdi hanya untuk kepentingan gereja dan kehidupan sorgawi. Karena memang kaum gereja beranggapan bahwa seni itu hanyalah/dan selalu mmemperjuangkan bentuk visual yang sempurna (idealisasi). Manusia merupakan pusat penciptaan. Segala sesuatu karya kembali kepada manusia sebagai subyek matternya. Hal ini dinamakan anthroposentris.

            Dalam paradigma abad pertengahan, dua wilayah agama dan dunia terpisah total satu dengan yang lain sehingga tidak ada peluang bagi ekspansi satu terhadap yang lain atau pembauran antar keduanya. Seorang manusia kalau tidak ‘melangit’ haruslah ‘membumi’, atau kalau tidak meyakini kekuasaan alam gaib terhadap segala urusan hidupnya, maka dia harus memutuskan hubungan secara total dengan Tuhan dan roh-roh kudus, dan jika dia menghargai jasmani dan urusan materinya maka dia bukan lagi seorang rohaniwan dan berarti telah memutuskan hubungan dengan Tuhan.

3

Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16. Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru, suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630), Galileo Galilei (1564-1643), dll.
Ø  Zaman Renaisans
Zaman Renaisans (bahasa Inggris: Renaissance) adalah sebuah gerakan budaya yang berkembang pada periode kira-kira dari abad ke-14 sampai abad ke-17, dimulai di Italia pada Abad Pertengahan Akhir dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Meskipun pemakaian kertas dan penemuan barang metal mempercepat penyebaran ide-idenya dari abad ke-15 dan seterusnya, perubahan Renaissance tidak terjadi secara bersama maupun dapat dirasakan di seluruh Eropa.Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran Kristiani,orang-orang kini mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai alternatif dari kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik.Kebudayaan klasik ini dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi seluruh peradaban manusia.
Dalam dunia politik, budaya Renaissance berkontribusi dalam pengembangan konvensi diplomasi, dan dalam ilmu peningkatan ketergantungan pada sebuah observasi. Sejarawan sering berargumen bahwa transformasi intelektual ini adalah jembatan antara Abad Pertengahan dan sejarah modern. Meskipun Renaissance dipenuhi revolusi terjadi di banyak kegiatan intelektual, serta pergolakan sosial dan politik, Renasaince mungkin paling dikenal karena perkembangan artistik dan kontribusi dari polimatik seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo, yang terinspirasi dengan istilah "Manusia Renaissance".
4


Ø  Konsep tentang zaman kuno dan pertengahan
Ada 3 anggapan dan penghargaan pokok yang telah ditemukan tentang keindahan:
ü  Berdasarkan keseimbangan, keteraturan, ukuran dan sebagainya (berasal dari phytagoras, terdapat dalam anggapan plato dan seterusnya sampai dengan Thomas).
ü     Sebagai jalan menuju kontemplasi (Plato, Platinus, Agustinus, Kristiani pada umumnya meskipun dengan tekanan yang berbeda-beda), sedangkan keindahan dianggap sebagai yang pertama-tama terdapat di luar dan dilepas dari subyek biasanya dan menekankan yang di seberang.
ü        Perhatian tentang apa yang terjadi dalam si subyek terdapat dalam dua filsuf penting yaitu Aristoteles dan Thomas.Mereka mengutarakan pentingnya penyelidikan mengenai pengalaman apoteriori dengan empiris.

Ø  Tokoh estetika zaman pertengahan
Thomas Aquino (1225-1274) filosofi lain yang terkenal pada zaman pertengahan adalah Thomas Aquino. Dia menulis mengenai esensi mengenai keindahan. Rumusannya yang terkenal adalah “keindahan berkaitan dengan pengetahuan”.
Sesuatu disebut indah jika menyengkan mata si pengamat, namun di samping itu terdapat penekanan pada pengetahuan bahwa pengalaman keindahan akan bergantung pada pengalaman empiric dari pengamat. Hal yang selalu mencolok adalah kondisi dan sifat terhadap subjek keindahan, persiapan individu untuk memperoleh pengalaman estetik.
Selanjutnya dia berpikir bahwa keindahan adalah hasil dari tiga syarat keseluruhan(integritas) atau kesempurnaan, keselarasan yang benar (proportion) dan kejelasan atau kecemerlangan.



5

Secara umum gagasan Thomas Aquino merupakan rangkuman segala filsafat keindahan yang sebelumnya telah dihargai. Sejalan dengan aristoteles, Thomas Aquino menekankan pentingnya pengetahuan dan pengalaman empiris-aposteriori yang terjadi dalam diri manusia.
Thomas beranggapan mengenai keindahan merupakan suatu rangkuman dimana segala unsur lama di hargai dengan mengetengahkan peranan dan rasa si subjek dalam terjadinya keindahan. Dalam seluruh karya Thomas terdapat beberapa uraian pendek mengenai keindahan.

Tentang Thomas Aquino di anggap penting untuk di pelajari karena:
ü  memuat suatu unsur baru merupakan perintis jalan bagi perkembangan anggapan tentang keindahan selama masa modern
ü   selain itu Thomas amat seringkali dikutip dalam penjelasan-penjelasan mengenai keindahan.
Ø  Perkembangan Ilmu pada Zaman Abad Pertengahan
      Zaman abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan pada masa itu hampir semua adalah teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah anchilla theologia atau abdi agama. Namun demikian harus diakui bahwa banyak juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi pada masa ini.
      Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen yang diajarkan oleh Nabi Isa as. Pada permulaan Abad Masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan.

6
      Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu.
     Adapun pemikiran Yunani yaitu: golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran Yunani merupakan pemikiran orang kafir, karena tidak mengikuti wahyu. Menerima filsafat Yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu ciptaan Tuhan, kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran yang sejati maka akal dapat dibantu oleh wahyu.
      Filasafat Yunani yang mengeluarkan banyak pemikir ulung, memiliki tempat yang cukup berpengaruh pada perkembangan ilmu filsafat di abad pertengahan. Pada masa itu, perkembangan kehidupan di dunia tidak bisa lepas dari dua agama besar yang saat itu saling mempengaruhi, Islam dan Nasrani. Masyarakat tersebut memiliki kontribusi besar dalam perkembangan dunia selanjutnya.











7


C. Estetika Pra Modern

Pengertian seni rupa pra modern merupakan babakan sejarah dalam seni rupa sebelum zaman industri. Dilihat dari arti kata pra modern yang berarti sebelum maju atau modern maka seni rupa pra modern berarti seni rupa sebelum zaman modern. Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan, aspek konseptual, maupun aspek kebentukan.Seni rupa pra modern dapat dikelompokkan menjadi primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.
  Pengertian Kepercayaan Aliran Animisme dan Dinamisme Serta Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme
1.      Pengertian Kepercayaan Animisme dan Dinamisme
           a.  Animisme secara umum
Kepercayaan animisme (diambil dari bahasa latin anima atau “roh”) adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh.Kepercayaan animisme mengajarkan bahwa setiap benda baik hidup maupun mati mempunyai roh atau jiwa dan roh tersebut memiliki kekuatan yang disebut mana, sedangkan pada manusia disebut nyawa.Nyawa tersebut memiliki kekuatan gaib yang dapat berpindah-pindah dan hidup diluar badan manusia.Nyawa dapat meninggalkan badan manusia pada waktu tidur dan berjalan ke suatu tempat (mimpi).Akan tetapi apabila manusia tersebut mati maka roh meninggalkan badan untuk selamanya yang disebut arwah.Berdasarkan kepercayaan animisme arwah tersebut tetap hidup di negeri arwah serupa dengan kehidupan manusia di bumi.
Inti kepercayaan animisme adalah pemujaan dan penghormatan kepada roh orang yang telah meninggal, terutama penghormatan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang.Didalam gua-gua ditemukan kerangka manusia yang telah dikuburkan.

8

Temuan semacam ini sangat penting untuk meneliti adat mengubur mayat dengan kepercayaan yang mereka anut.Para sejarawan berkesimpulan bahwa pada masa itu manusia sudah mempunyai kepercayaan tertentu mengenai kematian.
         b. Animisme di Indonesia
Animisme di Indonesia pertama muncul dikalangan manusia primitif pada Zaman Megalitikum (Batu Besar).Adanya kepercayaan bahwa dunia arwah letaknya diatas gunung.Sehingga pada zaman megalitikum manusia banyak menghasilkan bangunan-bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama diatas gunung/bukit.
          c. Pengertian Kepercayaan Dinamisme
Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti kekuatan, daya, atau kekuasaan.Definisi dari dinamisme mamiliki arti tentang kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan ghaib.
Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan keagamaan primitif yang ada pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia.Dinamisme disebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan.Maksud dari arti tadi adalah kesaktian dan kekuatan yang berada dalam zat suatu benda dan diyakini mampu memberikan manfaat atau marabahaya.Kesaktian itu bisa berasal dari api, batu batuan, air, pepohonan, binatang, atau bahkan manusia sendiri.
Dinamisme lahir dari rasa kebergantungan manusia terhadap daya dan kekuatan lain yang berada diluar dirinya.Setiap manusia akan selalu merasa butuh dan harap kepada zat lain yang dianggapnya mampu memberikan pertolongan dengan kekuatan yang dimilikinya.


9

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
            Estetika diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau
     berhubungan dengan gejala yang indah pada alam dan seni. Abad pertengahan merupakan abad gelap yang menghalangi kreativitas seniman dalam berkarya seni. Abad pertengahan meliputi zaman Renaisans, konsep tentang zaman kuno dan pertengahan,tokoh estetika dalam pertengahan, perkembangan ilmu pada zaman abad pertengahan.
            Estetika pra-modern yaitu babakan sejarah dalam seni rupa sebelum zaman industri. Kepercayaan animisme (diambil dari bahasa latin anima atau “roh”) adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh. Pengertian Kepercayaan Dinamisme Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti kekuatan, daya, atau kekuasaan.

B.  Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Estetika Abad Pertengahan dan Estetika Pra Modern ini, semoga kita semua bisa memahami tentang isi Estetika Abad Pertengahan dan Estetika Pra Modern. Sehingga, kita bisa mengetahui dan memahami isinya.







10

DAFTAR PUSTAKA

 Neumandiani,ecka,2013.http://eckaneumandiani.blogspot.co.id/2013/03/konsep-dasar-seni-
   rupa.html?m=1

   Fitrah, Yundi.2013. Berkenalan dengan Estetika



















iv